SURAKARTA, MUHAMMADIYAHSOLO.COM – Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk peradaban dan memajukan masyarakat. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam jejak perjuangan pendidikan di tanah air. Melalui berbagai inisiatif dan program, Muhammadiyah telah berperan aktif dalam pemberantasan buta huruf serta memberikan kritik konstruktif terhadap berbagai kebijakan pendidikan, termasuk kebijakan ordonansi guru. Artikel ini akan membahas perjalanan perjuangan pendidikan Muhammadiyah dengan fokus pada dua aspek utama: pemberantasan buta huruf dan kritik terhadap kebijakan ordonansi guru.
Pemberantasan Buta Huruf
- Pendidikan sebagai Landasan Utama: Muhammadiyah sejak awal menyadari bahwa pendidikan merupakan landasan utama dalam mengangkat derajat individu dan masyarakat. Organisasi ini telah berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum memiliki kemampuan membaca dan menulis.
- Program Pendidikan Berbasis Masyarakat: Muhammadiyah telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, yang menyediakan pendidikan dengan biaya terjangkau. Lebih dari itu, mereka juga aktif dalam mengembangkan program-program pendidikan berbasis masyarakat, seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Pondok Pesantren.
- Inisiatif Pemberantasan Buta Huruf: Dalam upaya pemberantasan buta huruf, Muhammadiyah telah menginisiasi program-program khusus yang menargetkan kelompok rentan yang belum memiliki akses pendidikan. Program ini melibatkan para guru dan sukarelawan yang bekerja keras untuk membantu orang dewasa mempelajari dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Kritik terhadap Kebijakan Ordonansi Guru
- Pentingnya Pendidikan Berkualitas: Muhammadiyah meyakini bahwa pendidikan berkualitas merupakan hak setiap individu. Kebijakan ordonansi guru yang dianggap tidak memadai dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan akhirnya merugikan peserta didik.
- Kritik Terhadap Standar dan Rekrutmen Guru: Muhammadiyah telah mengkritik kebijakan ordonansi guru yang mungkin mengabaikan standar kualitas dalam merekrut tenaga pendidik. Mereka berpendapat bahwa proses seleksi dan pelatihan guru harus ditingkatkan untuk memastikan kompetensi dan dedikasi yang tinggi.
- Dukungan untuk Pengembangan Profesionalisme Guru: Salah satu kritik penting Muhammadiyah terhadap kebijakan ini adalah kurangnya dukungan untuk pengembangan profesionalisme guru. Mereka menekankan perlunya pelatihan berkelanjutan dan insentif yang mendorong guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajar.
Visi Ke Depan
Muhammadiyah terus berkomitmen untuk mendorong perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia. Dalam jejak perjuangannya, Muhammadiyah telah dan akan terus berkontribusi dalam upaya pemberantasan buta huruf serta memberikan kritik yang konstruktif terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan, seperti kebijakan ordonansi guru. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Muhammadiyah berusaha memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, seiring dengan terus mendorong perbaikan sistem pendidikan nasional.
Kesimpulan
Pendidikan adalah pilar utama dalam mengangkat kualitas hidup dan memajukan masyarakat. Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan telah berperan aktif dalam pemberantasan buta huruf dan memberikan kritik yang konstruktif terhadap kebijakan ordonansi guru. Jejak perjuangan pendidikan Muhammadiyah telah meninggalkan dampak yang positif dan berkesinambungan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. (*)
Ditulis oleh :
Diskusi