Program guru penggerak merupakan bagian dari program merdeka belajar episode ke lima yang digagas oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Program guru pengerak adalah program kepemimpinan yang mencetak pendidik atau komunitas yang berdaya. Diharapkan dapat memberdayakan dan menggerakkan komunitas belajar untuk pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada murid. Sasaran calon Guru Penggerak adalah guru pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB. Melalui program pendidikan guru penggerak, guru-guru Indonesia siap menjadi pemimpin pendidikan di Indonesia.
Saat ini, pendidikan guru penggerak yang dikelola oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) sudah memasuki angkatan ke-8. Calon guru penggerak mengikuti pendidikan selama 6 bulan, yang semula 9 bulan khusus untuk angkatan 1 sampai 4. Sosialisasi rekrutmen calon guru penggerak digelar melalui webinar oleh BBGP masing-masing Provinsi. Untuk proses seleksi sesuai dengan wilayah sasaran. Selain itu, guru yang dapat mengikuti seleksi minimal sudah mengajar selama 5 tahun.
Langkah awal yang harus dilakukan untuk mendaftar yaitu mengkomunikasikan kepada kepala sekolah selaku pimpinan. Kemudian, menyiapkan berkas yang menjadi persyarata untuk mendaftar. Berkas yang harus disiapkan di antaranya: surat dukungan dari pimpinan satuan kerja (sesuai format), surat rekomendasi dari rekanan/teman sejawat/atasan (sesuai format), scan kartu tanda penduduk dan biodata.
Untuk proses mendaftar, mengisi biodata dan surat yang sesuai dengan format dapat diunduh dilaman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak.
Semua sudah disediakan, kita tinggal mengisi. Selanjutnya, mengeprint dan menscan kemudian diupload. Langkah yang tidak kalah penting yaitu menyiapkan fakta integritas. Bisa didapatkan dengan menunduh juga dilaman yang sama.
Proses rekrutmen calon guru penggerak dilakukan beberapa tahap seleksi yaitu: a) seleksi tahap 1 : registrasi, pengisian dan penilaian biodata, dan penilaian esai; dan b) seleksi tahap 2 : penilaian simulasi mengajar dan wawancara. Nah, untuk informasi waktu seleksi, akan diinfokan di SIMPKB kita. Untuk itu, diharakan harus selalu membuka SIMPKB kita agar tidak ketinggalan informasi terkait jadwal seleksi. Bagi calon guru penggerak yang lolos seleksi, selanjutnya berhak mengikuti pendidikan calon guru penggerak.
Pendidikan Guru Penggerak
Kegiatan pendidikan guru penggerak terbagi dalam 3 aktifitas baik secara online (daring) maupun offline (luring). Ketiga aktifitas bersebut yaitu aktiftas secara daring dengan learning managemen system (LMS), kegiatan loka karya dan pendampingan individu (PI) yang dilakukan secara luring. Untuk kegiatan melalui LMS di bimbing oleh fasilitator dan kegiatan loka karya serta PI di bImbing oleh pengajar praktik (PP). Ketiga aktifitas pendidikan guru penggerak tersebut berjalan sesuai jadwal yang sudah di tentukan. Calon guru penggerak tentunya harus bisa menyesuaikan dan mengikuti seluruh rangkain ke tiga aktifitas tersebut dengan baik dan maksimal.
Aktifitas pertama, kegiatan pembelajaran melalui LMS. Dalam pembelajaran di LMS terdapat 10 materi yang tersusun dalam 3 modul. Modul 1.1 filosofi Ki Hajar Dewantara, modol 1.2 nilai dan peran guru penggerak, modul 1.3 visi guru penggerak, modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, modul 2.2 pembelajaran sosial-emosional, modol 2.3 coaching, modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, modul 3.2 pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, modul 3.3 pengelolaan program yang berdampak pada murid. Pada masing-masing paket modul menggunakan akronim MERRDEKA.
MERRDEKA penjabaran dari: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Refleksi terbimbing, Demontrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Kegiatan pada setiap modul, di mulai dari pendahuan modul yang berisi tentang pengantar, capaian pembelajaran umum (CPU), capaian pembelajaran khusus (CPK), dan alur belajar MERRDEKA.
Aktifitas pembelajaran yang berfokus pada alur belajar MERRDEKA, CGP perlu mengecek capaian kegiatan. Untuk mengetahui presentase capaian aktifitas pembelajaran di LMS maka CGP masuk ke menu Dashboard, melihat capaian kegiatan sudah berapa persen yang telah dicapai. Harapan dalam aktifitas pembelajaran di LMS ini, CGP dapat mencapai 100%.
Aktifitas kedua, yaitu kegiatan loka karya (loka) menjadi bagian dari program pendidikan guru penggerak (PPGP). Kegiatan ini dilaksanakan secara luring atau tatap muka. Kegiatan loka karya yang harus diikuti sebanyak 10 loka karya yang terdiri dari loka 0 – loka 9. Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan sekali dan pada minggu ke empat. Pada kegiatan loka dikelola dan didampingi oleh pengajar praktik (PP).
Kegiatan lokakarya berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Dimulai dari pukul 07.30 dan di akhiri pukul 15.30. Tentunya terkait desain kegiatan yang menarik, penyajian yang menggembirakan dan fasilitas yang sangat luar biasa dari kegiatan loka karya. Setiap kegiatan di sajikan dengan urut dan kolaboratif. Materi loka karya terkait dengan 10 materi pada pembelajaran di LMS. Dalam kegaitan loka karya, juga menghadirkan kepala sekolah atau pengawas sekolah pada kegiatan loka ke-0, ke-3 dan ke-7.
Tujuan dari menghadirkan kepala dan pengawas sekolah yaitu agar visi, misi serta support dari sekolah melalui beliau menjadi sejalan. Sehingga kegiatan, program dari guru penggerak mendapatkan dukungan secara utuh. CGP akan mudah dalam mempraktikkan di kelas dan juga mensosialisasikan kepada warga sekolah dengan leluasa.
Aktifitas ketiga, yaitu kegiatan pendampingan individu atau sering disebut PI. Kegiatan PI dilakukan oleh pengajar praktik dengan melakukan kunjungan ke sekolah tempat mengajar calon guru penggerak. Kegiatan ini dilakukan selama 10x yaitu dari PI ke-0 hingga PI ke-9. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan loka karya digelar. Untuk jadwal kegaitan PI, biasanya akan diinfokan oleh pengajar praktik. .waktu pendampingan kurang lebih 3 – 4 jam.
Pendampingan individu sangat membantu CGP dalam mengimplementasikan kegaitan aksi nyata di sekolah. Pengajar praktik dalam melaksanakan pendampingan individu melakukan wawancara maupun melihat secara langsung proses pembelajaran di kelas.
Dokumentasi menjadi media yang sangat penting yang harus disiapkan terkait kegaitan pendampingan individu. Dokumentasi terkait praktik aksi nyata di dalam lingkungan sekolah, kelas maupun refleksi kegiatan. Dokumentasi yang diminta oleh pengajar praktik bisa berupa catatan, foto kegiatan maupun video aksi nyata. Dalam 3 aktifitas guru penggerak yang harus ditempuh dan dijalani selama 6 bulan bukanlah waktu yang singkat.
Tentunya calon guru perlu semangat khusus dan dorongan untuk bisa menyelesaikan dengan tuntas. Mengikuti seluruh rangkaian aktifitas program penggerak dan tidak meninggalkan tugas di sekolah sebagai pengajar tentunya perlu dorongan yang kuat yang muncul dari diri. Dukungan dari kepala sekolah dan teman sejawat juga menjadi hal yang sangat penting untuk kelancaran dan keberhasilan.
Keunggulan seorang murid tidak lepas dari peran guru yang senantiasa suka rela memberikan ilmu atau wawasan kepada para muridnya. Seorang guru berperan sebagai agen-agen perubahan di dunia pendidikan yang akan melahirkan semakin banyak melahirkan siswa yang hebat. Peran guru penggerak antara lain : 1) menjadi pemimpin pembelajaran; 2) menggerakkan komunitas praktisi; 3) menjadi coach bagi guru lain; 4) mendorong kolaborasi antarguru; dan 5) mewujudkan kepemimpinan murid. Peran guru sangatlah penting dalam implementasi kurikulum meredeka. Guru penggerak harus sat set. Sat set merupakan akronim dari solutif, adaptif, transformative, senyum, empati dan teladan.
Ditulis oleh : Andi Arfianto, M.Pd (Guru SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Solo)
Diskusi