SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM – Untuk melatih dan mendidik siswa secara Islami, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menggelar perawatan jenazah dalam kegiatan malam bina iman dan takwa (MABIT), Sabtu (14/1/2023).
Joko Santosa, Ketua Panitia MABIT mengungkapkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini memasuki era 4.0 memiliki beberapa dampak negatif.
Hal tersebut sangat memperberat peran orangtua dan guru dalam proses pendidikan anak. Beberapa di antara dampak negatif tersebut antara lain; terjadinya pendangkalan aqidah, merosotnya akhlaqul karimah dan semakin meluasnya pola pergaulan anak didik yang jauh dari norma-norma Islami.
Pada akhirnya, dampak negatif tersebut menimbulkan berbagai permasalahan mendasar yang sangat merugikan berbagai pihak; baik sekolah, keluarga, masyarakat, bahkan anak didik tersebut.
“Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pembinaan peserta didik secara terpadu, yang diantaranya diwujudkan dalam kegiatan Malam Pembinaan Iman dan Taqwa (MABIT) Kelas VI SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Tahun Ajaran 2022/2023,” ujar Joko.
Joko menjelaskan, tujuan diberikan materi merawat jenazah adalah untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Ta’ala. Meningkatkan kualitas pelaksanaan ibadah kepada Allah Ta’ala sesuai dengan HPT Muhammadiyah.
“Membekali pelajar Muhammadiyah menjadi generasi yang bermanfaat di masyarakat. Dan mempererat ukhuwah Islamiyyah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kerohanian RS PKU Muhammadiyah Kota Surakarta, Suleman, ketika menjadi pemateri mengatakan Ketika merawat jenazah harus dipahami. Jenazah normal, kondisi utuh dan tidak utuh. Jenazah covid, di rumah duka atau dirumah sakit.
“Peralatan untuk jenazah kain kafan; laki-laki 7-9 meter, perempuan 11-13 meter, kapur barus, sabun mandi Batangan atau cair, shampoo, sisir, waslap, bedak, kapas, air, selang/tempat air, gayung. Untuk jenazah covid ditambah Klorin 0.5%, plastik pembungkus, sprayer atau alat penyemprot,” papar Suleman.
Menurutnya, tidak ada aturan tempat secara khusus atau ketentuan harus menghadap kemana.
“Perlu diperhatikan mulai dari aib jenazah, aurat jenazah, menyesuaikan situasi dan kondisi, tidak ada keharusan dipangku, bahkan sebaiknya diletkkan di dipan atau tempat,” terangnya.
Dia melatih siswa dari mulai cara memandikan, mengkafani, menyalati, mengantarkan hingga menguburkan jenazah.
“Bila jenazah laki-laki, yang memandikan adalah laki-laki atau istrinya. Sebaliknya bila jenazah perempuan maka yang memandikan adalah perempuan atau suaminya,” pungkasnya.
Ditulis oleh : Jatmiko
Diskusi